Kamis, 27 Januari 2011

footballer date

Translate This Page
Profil Ahmad Bustomi. Masuknya Alfred Riedl sebagai pelatih timnas Indonesia membawa berkah bagi Ahmad Bustomi. Gelandang Arema itu kini menjadi pemain inti di Piala AFF 2010. Posisi yang tidak pernah ia bayangkan selepas kegagalan di timnas U-23 di Asian Games 2006 Qatar.

Ketika itu Bustomi memang salah satu jangkar lini tengah timnas U-23. Sayang, persiapan selama kurang lebih 6 bulan di kota Drachten, Belanda, berakhir kurang mengesankan.

Pemusatan latihan di Belanda merupakan salah satu pengalaman berkesan dalam karier sepak bola saya karena saat itu merupakan kesempatan pertama saya ke luar negeri," kata Bustomi polos.

Pemain asli Jombang yang besar di Malang itu pun mengaku bersyukur dengan apa yang diperolehnya saat ini. Selain bermain di salah satu klub besar di Tanah  Air, Bustomi juga tinggal selangkah lagi memeluk trofi Piala AFF.

Peluang cukup terbuka mengingat timnas saat ini sungguh kondusif. "Di timnas ini kekeluargaannya sangat terasa kuat. Kami merasa sebagai satu kesatuan, satu bangsa. Kami semua menyadari tujuan kami disini untuk apa. Kami juga sudah sangat siap berlaga di final nanti," sebutnya.

Bisa dibilang Bustomi adalah salah seorang pemain proyek regenerasi timnas senior. Posisi gelandang bertahan yang ditempatinya saat ini sebelumnya ditempati Punaryo Astaman. Peran itu pula yang dulunya jadi posisi favorit idola Bustomi, yaitu Bima Sakti, mantan kapten timnas senior dan Primavera.

"Terus terang saya banyak belajar dari mas Bima. Itu karena kami sama-sama bermain sebagai gelandang. Beruntung saya pernah satu klub di Persema. Saya punya hubungan erat dengannya," kata Cimot, panggilan akrab Bustomi, yang satu tim dengan Bima sejak musim 2005 hingga 2008.

Untuk posisi ini, mantan kapten timnas itu memang menjadi idola banyak pemain. Sebelum Bustomi, Syamsul Chaeruddin, gelandang Persija, juga mengidolakan Bima sebagai salah satu mentor terpentingnya.

Selain Bima, ada pula pelatih yang berperan terhadap perkembangan karir selama ini. Bustomi pun mengungkapkan perjalanannya sejauh ini tak lepas dari tangan dingin pelatih kawakan Danurwindo.

"Dari om Danur saya belajar banyak. Apalagi, saya pertama bermain di level senior langsung ditanganinya. Danur adalah salah satu pelatih yang meletakkan dasar permainan di lapangan pada kompetisi level tertinggi," ujar Bustomi, yang jadi anak didik Danurwindo di Persema mulai musim 2005.

Namun, lebih dari itu, Bustomi mengungkapkan peran paling besar dalam karirnya saat ini tetaplah milik bunda tercinta, Sarmianti. "Pengorbanan ibu sungguh besar. Dulu demi sebuah sepatu sepak bola, ibu sampai menjual satu-satunya perhiasan miliknya. Saya selalu terharu jika mengingat momen itu," ungkap Bustomi, yang mengakui sangat menyayangi sang ibu.

Sebagai bentuk terima kasih kepada orangtuanya, Bustomi akan memberangkatkan ayah dan ibunya menunaikan ibadah haji pada tahun depan. "Peran dan pengorbanan orangtua lebih besar daripada apa yang saya berikan," kata pemain yang belum lama ini mengakhiri masa lajangnya dengan mempersunting wanita cantik, Fina Dian Sari.

Data diri:
Nama Lengkap: Ahmad Bustomi
Panggilan: Tomi, Cimot
Tanggal lahir: 13 Juli 1985
Postur: 169 cm/65 kg
Orangtua: Jumari/Sarmianti
Istri: Fian Dian Sari
Pemain Idola: Andrea Pirlo dan Bima Sakti
Klub favorit: Barcelona
No Punggung: 19
Karir Klub: Persikoba Batu (2004), Persema (2005-2008), Arema (2008-sekarang)
Karir timnas: Timnas U-23 (2006-2007), Timnas Piala AFF (2010) 



 Nama yang dipilih pelatih Timnas Indonesia, Alfred Riedl di turnamen piala aff 2010 ini adalah seorang anak muda berbakat yaitu Yongki Ariwibowo. Seorang yang punya talenta besar sebagai pesebakbola Indonesia dan menjadi tumpuan Timnas Indonesia mendatang.

Berikut profil lengkapnya seorang Yongki Ariwibowo :

Nama Lengkap : Yongki Ariwibowo
Nama Panggilan : Yongki, Bowo
Tempat, Tgl Lahir : Tulungagung, 23 November 1989
Tinggi : 175 cm
Berat : 63 kg
Nama Bapak : H. Goenarto
Nama Ibu :Hj. Nur Fadhilah
Saudara : 5 Sebagai Anak Ke 3
SSB : Sinar Jaya Tulungagung
Klub : Perseta, Persik Kediri
Posisi : Striker (Forward)
No Punggung Di Klub : 7
Timnas : U-23
No Punggung Di Timnas : 20

Akrab di sapa Yongki atau Bowo, pemuda kelahiran 21 tahun yang lalu tepatnya tanggal 23 November 1989 ini mengasah kemampuan menggocek bolanya di SSB Sinar Jaya Tulungagung. Selanjutnya karier sepakbolanya berlanjut ke Perseta Junior Tulungagung. Di Perseta Junior, talenta Yongki bukannya semakin moncer, tapi justru dia malah sering dibangkucadangkan oleh pelatih Perseta Junior. Tak betah di “kandang” sendiri, dia melabuhkan kakinya untuk merumput di klub sepakbola tetangga, PSBI Blitar yang notabene sebagai klub yang kastanya setingkat lebih tinggi dari Perseta. Posisi Yongki sebagai striker yang pandai menempatkan posisi di depan gawang lawan dan memiliki kecepatan lari di atas rata-rata membuat pengurus Persik Kediri tertarik dan merekrutnya sebagi pemain Persik Junior.

Walaupun sudah direkrut sebagai pemain “Macan Putih” Junior yang kastanya setingkat lebih tinggi dari PSBI Blitar, lagi – lagi nasib Bowo kurang begitu mujur. Dia lebih sering menjadi pemain cadangan dan kalah pamor dari striker muda lainnya seperti Aan Andik. Sementara tim senior Persik kala itu penuh dengan bintang-bintang papan atas liga Indonesia seperti El Loco Gonzales, Budi Sudarsono, Ronald Fagundez dll, sehingga nama pemain kelahiran Tulungagung 23 November 1989 sangat amat tidak diperhitungkan.

Gonjang ganjing Persik Senior yang berujung hijarahnya bintang-bintang ke berbagai klub tak membuat dewi fortuna memeluknya. Indrianto Nugroho nampaknya lebih menjadi pilihan pelatih Aji Santoso untuk mendampingi Saktiawan Sinaga, striker lokal yang dulu sering jadi langganan Timnas. Seiring loyonya penampilan si gaek Indriyanto dan adanya sedikit kecermemelangan penampilan Yongki di piala Copa membuat Aji Santoso mencoba-coba menampilkanya di liga bersama team senior. Disinilah kecermelangan dan ketajaman Yongki mulai terasah. Tandemnya dengan Sakti lebih menjanjikan untuk Persik. Tak ayal duetnya dengan striker asal Medan ini lebih menjadi pilihan untuk menghasilkan pundi-pundi goal untuk Persik.

Saat itulah bintangnya mulai bersinar terang hingga akhirnya Timnas U23 memanggilnya untuk berlatih di Sawangan Bogor.

Yongki Ariwibowo mengaku bangga menjadi bagian dari Persik musim ini (2009 – 2010). Dia juga bangga bisa bermain bersama pemain-pemain inti Macan Putih, katakanlah seperti Saktiawan, Mahyadi Panggabean, Legimin, Reswandi, dan Morales. Dari seniornya itu, Yongki mendapat pelajaran berharga buat masa depannya. Ya untuk kebanggaan masyarakat Tulungagung, doa dan harapan untuk The Young Gun Timnas U23 semoga lebih cermerlang dari seniornya Singgih Pitono. Dan Semoga dia pun lebih cemerlang dari pada idolanya Filipo Inzhagi.

Di Timnas Indonesia dalam Turnamen Piala Aff 2010

Bangga dan bahagia. Itulah yang tersirat di wajah Gunarto dan Nurfadilah, orangtua Yongki Ariwibowo, striker tim nasional atau timnas Indonesia. Keduanya semakin bangga ketika melihat Yongki tampil memukau saat Indonesia melawan Filipina. Pria kelahiran 23 November 1989 itu mampu mengobrak-abrik pertahanan Filipina dan bermain kompak dengan Christian Gonzales alias El Loco.

Selain Yongki, pemain timnas yang juga bersinar adalah Muhammad Ridwan. Saat membantai Malaysia 5-1 di penyisihan grup, pemain sayap kanan asal klub Sriwijaya FC tersebut menyumbang satu gol. Begitu pula ketika menghadapi Laos, pemain kelahiran Semarang, Jawa Tengah, 30 tahun silam, itu juga mencetak satu gol.

Keluarga dan bangsa Indonesia berharap Yongki Ariwibowo, serta para pemain timnas lainnya kembali mampu mengalahkan Malaysia untuk menjuarai Piala AFF untuk kali pertama.

1 komentar:

  1. "elham_guila bola" nike,adidas,joma, kelme,lotto,kappa,specs,diadora, mercury,

    BalasHapus